Aku sedang nonton TV waktu kulihat Ibuku memanggil Akbar dengan kedok untuk memperbaiki Saluran kamar mandi yang rusak. Masih jam 4 sore. Malamnya aku sengaja masuk kamar jam 8 malam dengan alasan capek. Adikku sedang pergi camping. Malam sekitar jam 10, aku yang sejak tadi terjaga mendengar pintu belakang dibuka. 5 menit tanpa ada suara. Aku keluar kamar dan tidak mendapati siapa-siapa di dapur. Waktu pintu belakang kubuka ternyata tidak terkunci. Aku melihat keluar dan melihat nyala senter diantara pohon-pohon yang ada di kebun belakang rumahku. Aku tahu, Ibu dan Akbar janjian di pondok tempat penyimpanan kapas untuk kasur yang salah satu bisnis ayahku. Aku menunggu sampai nyala senter hilang dan aku keluar dari dapur menuju pondok itu. Kulihat Ibuku masuk ke pondok. Aku segera beranjak ke samping dan mencari lubang untuk mengintip ke dalam. Tak susah karena pondok ini memang dibuat seadanya. Kudengar suara laki-laki didalam. Lalu sebuah lilin menyala menerangi ruangan itu. Kulihat Akbar yang mengenakan jeans dan kaos. Sementara Ibuku Cuma memakai daster yang bertali di pundak. “Halo sayang.” Kata Akbar sambil duduk diatas kasur yang siap dijual bersandar pada kasur yang ditumpuk dibelakanganya. Ibuku ikut naik ke kasur dan duduk di sampingnya. “Rindu sama ini?” lanjut Akbar sambil mengelus penisnya. Ibuku tersenyum sambil merebahkan kepalanya di dada Akbar yang langsung memeluk dan mengelus rambut ibuku. Tanpa banyak bicara Ibuku langsung mengelus penis Akbar. Akbar membiarkan ibuku membuka resliting celananya. “Sebentar.” Kata Akbar sambil mengambil sebuah buku dari samping kasur. “Ini buku gaya-gaya kamasutra, nanti kita praktekkan.” Katanya sambil membuka halaman pertama. Ibuku ikut melihat sambil telungkup di kasur. Lama mereka membuka-buka buku sambil bercakap-cakap. Akbar lalu berlutut dan pindah kebelakang ibuku yang telungkup. Kakinya dikangkangkan diantara tubuh Ibuku dan memijat punggungnya pelan. Lalu tangannya naik dan membuka ikatan daster Ibuku yang ternyata sudah tidak pakai BH. Akbar terus memijat punggu dan turun ke pantat sekaligus membuka baju Ibuku yang juga ternayata sudah tidak pakai CD, bokongnya diremas-remas Akbar pelan, bergerak kearah perut untuk menarik Baju. Ibuku menaikkan sedikit badannya untuk mempermudah melepas baju. Akbar langsung menarik daster Ibuku lepas. Sambil berlutut Akbar membuka baju kaosnya. Lalu dia rebah di punggung Ibuku, dadanya yang bidang digesek-gesekkan di punggung Ibuku, pantatnya nungging. Lidahnya menjilati leher belakang Ibuku dan punggungnya. Ibuku menaikkan badannya sedikit keatas sehingga Akbar leluasa meremas payudara ibuku yang menggantung. Ibuku melenguh pelan. “Sayangg..mhhmmi..oohh” Akbar menggigit punggung Ibuku yang membuatnya menggelinjang pelan. Lalu Akbar kembali berlutut dan membuka resliting celana jeasnya. Penisnya yang terbalut CD lalu digesek-gesekkan di pantat Ibuku yang kembali telungkup. Lalu Akbar menurunkan sedikit CDnya hingga penisnya muncul keluar. Coklat kehitaman. Tangannya menumpu pada kasur dengan tubuh telungkup membuat penisnya menempel di bokong Ibuku. Lalu penisnya digesek-gesekkan pelan di bokong Ibuku, kepala penisnya mengayun-ayun di tubuh Ibuku. Akbar merangkak naik dengan penis tetap digesekkan ditubuh ibuku yang telungkup, naik ke punggung lalu di leher penisnya digeser ke arah mulut ibuku yang sedikit mendongak. Ibuku langsung berbalik dan meraih penis Akbar yang menggantung tepat diatas mukanya. Pelan Ibuku mulai menjulurkan lidahnya ke penis Akbar. Akbar memainkan penisnya di mulut Ibuku yang membasahi penis Akbar dengan air liurnya. Lalu Akbar memasukkan penisnya ke mulut Ibuku dan mulai mengocoknya pelan. Pantatnya digoyang-goyangkan pelan. Kulihat penis Akbar keluar masuk mulut Ibuku. Tangan Ibuku mencoba membuka celana jeans yang masih membalut kaki Akbar, tapi ia kesusahan karena posisi Akbar yang mengangkangi badannya. Akbar mengerti dan melepaskan penisnya dari mulut Ibuku. Ia beranjak ke samping Ibuku berdiri dan membiarkan Ibuku melucuti celannya. Ibuku pelan menarik celana jeans Akbra ke bawah membiarkan CDnya tinggal dan membalut penis Akbar yang kepalanya sudah menonjol keluar dari CD. Lalu Ibuku menciumi paha dalam Akbar yang masih berdiri mengarah ke atas ke selangkangan bagian dalam. Akbar mengangkangkan kakinya hingga Ibuku leluasa bergerak dibawahnya. Sedikit Ibuku menggigit buah peler Akbar yang masih terbalut CD, lalu Ibuku sedikit menarik CD hingga buah peler Akbar keluar. Ibuku menjilatinya pelan. Kulihat akbar melenguh pelan sambil memejamkan matanya menikmati jilatan Ibuku. Tangannya meremas rambut Ibuku. Tanpa sadar tanganku sendiri sudah bergerilya di sekitar selangkangan. Aku Cuma memakai celana pendek hingga penisku yang sudah tegang terasa menempel di dinding pondok. Aku memelorotkan celananku sampai lutut dan membiarkan penisku menikmati udara luar sambil tanganku meremasnya pelan. Didalam kulihat Ibuku menarik penis Akbar keluar dari CD dan menjilatinya pelan. Lalu memelorotkan CD akbar hingag ia berdiri bugil. Dengan ganas ibuku menjilati dan menghisap penis Akbar. Ia menggelinjang dan melenguh, badannya menggeliat pelan menikmati sensasi isapan Ibuku. Penis Akbar masuk perlahan di mulut Ibuku yang langsung menguncinya dan Ibuku menggerakkan kepalanya pelan mengocok penis Akbar. Akbar membalas dengan menggoyangkan pantatnya maju mundur. Tangannya memegangi pundak Ibuku. “SSHhh..n ahh.. ohhmm..” Ibuku semakin mempercepat kocokannya dan Akbar mengimbangi juga. Kulihat tubuhnya menegang, tangannya mencengkeram bahu Ibuku dan tubuhnya sedikit menunduk. “Ohh..” Goyangan pantat Akbar berhenti begitu juga kocokan mulut Ibuku. Penis Akbar lepas dan sperma langsung muncrat ke sekitar leher Ibuku. Akbar terbaring di kasur, Ibuku mengambil tissue yang ternyata sudah tersedia disana juga sebotol air mineral. Ia melap sperma yang tumpah di lehernya dan memberikan air kepada Akbar sekaligus membersihkan penis Akbar yang layu penuh dengan sperma. Mereka bedua masih telanjang dan berbaring bersebelahan. Kontolku yang sejak tadi tegang perlahan-lahan juga mengendur melihat aktivitas mereka yang masih ngobrol. Aku melihat jam tanganku. Pukul 10.30. aku memutuskan pulang sebentar untuk mengambil kameraku yang memang sengaja kusiapkan untuk mengabadikan gambar mereka. Begitu kembali dari rumah kudengar didalam pondok suara erangan dan lenguhan juga derit papan. Aku buru-buru mengintip kedalam dan melihat Akbar sedang ngentotin Ibuku. Aku buru-buru memasang tripod kamera dan mencari lubang yang lebih besar. Aku dapat lubang sebesar cangkir dan kameraku langsung mengarah ke dalam. Kulihat Ibuku tidur telentang dengan pantatnya ditumpu bantal, kakinya dipunggung Akbar yang berlutut dihadapan Ibuku. Penisnya menancap di vagina Ibuku dan mengocoknya dengan ganas. Langsung aku menjepret adegan itu. Sesekali Akbar menciumi Bibir Ibuku dan menjilati payudaranya, tangan akbar menumpu pada kasur, pantatnya terus mengenjot penisnya di vagina Ibuku yang menggelinjang dan mengerang-erang. Ibuku lalu merangkul bahu Akbar. Akbar menyesuaikan posisi dengan menjulurkan kakinya hinggak posisi mereka berganti, Akbar dibawah dan Ibuku diatas. Penis Akbar terlihat maksimal penetrasinya hingga bulu jembut mereka bersatu. Lagi-lagi aku mengabadikan posisi mereka. Ibuku langsung mengenjot vaginanya di penis Akbar. Akbar merebahkan Tubuhnya dan Ibuku dengan leluasa mengatur gerakan diatas. Tangan Akbar meraih payudara Ibuku dan mengelusnya pelan. Sesekali putingnya dicubit membuat Ibuku menggelinjang sambil terus mengenjot. Kulihat genjotan Ibuku semakin kencang sekaligus erangannya semkin keras. “MHhhmm.. oohh..” Lalu genjotannya semakin pelan. “Sayang..sayang..sayang..” igau ibuku yang tubuhnya lalu terbaring di atas tubuh Akbar. Akbar mengelus punggu Ibuku dan pelan membalikkan Tubuh Ibuku lalu melepaskan penisnya yang basah oleh tumpahan air lendir vagina Ibuku. Akbar lalu menciumi payudara Ibuku yang masih terbaring lelah, lalu perlahan Akbar bangkit dan melap penisnya dengan Tissue, lalu berpakaian.