Aku ditinggal di suatu komplex perumahan, kebetulan disebelah rumahku dibuat kantoran. Kalo siang memang ada beberapa karyawan yang mengerjakan sesuatu diditu, tetapi malam hari kelihatannya sepi. Subuh itu ketika aku sedang merapikan tanaman di kebun kulihat ada perempuan muda yang seksi sekali keluar dari rumah sebelah. Kelihatannya dia mau olah raga karena dia memakai celana pendek dan kaos saja. Yang menarik adalah pakaiannya ketat menempel dibadannya sehingga mempertontonkan keindahan toketnya yang montok dan pantatnya yang besar. Segera aku keluar dari rumah dan olahraga ringan didepan rumah, menunggu dia kembali lagi. Kebetulan dia hanya berlari2 jalanan rumahku yang cuma terdiri dari beberapa rumah saja. Aku tersenyum, dan menyapanya : “Tinggal disebelahi ya, rajin banget olahraga, pantes badannya kenceng dan montok”. Mataku jelalatan memandangi bodinya dari atas sampe ke bawah. “Ya, abis gak ada yang mau nememin ya jogging sendirilah, bapak tinggal disini ya. Suka kan sama yang montok kan pak”, jawabnya menggoda. “Suka banget, saya Ardi”, kataku memperkenalkan diri. “Saya Ines, pak”, jawabnya. Kuremas tangannya ketika berjabat tangan. “Kok sendirian pak”, tanyanya lagi. “Saya sudah cerai dan anak saya ikut ibunya. Kamu sendiri?”, jawabku. “Iya pak, Ines sendiri, nungguin kantor. Kalo siang bantu2 yang kerja disini, merapikan rumah, menyiapkan makan dan minum”, jawabnya. “Kalo malem”, tanyaku. “Kalo malem ya bengong pak, abis gak ada yang nemenin”, katanya sambil tersenyum genit. “Kalo nemenin saya mau enggak”, kataku mancing. “Kalo malem, kerjaan dah beres ya ayo aja pak, asal saya enggak mengganggu bapak”, jawabnya. “O ya enggak lah, masak ditemeni ngobrol sama cewek yang montok kaya kamu terganggu. Paling yang terganggu adikku”, kataku lagi. “O, bapak tinggal ama adik bapak”, jawabnya gak mengerti. “Sendiri sih, adik yang kecil yang terganggu, pengen berontak kalo ngeliat cewek montok kaya kamu”, jawabku sambil tersenyum. “Ih bapak, genit”, katanya lagi. “Ya sudah, sampe ntar malem ya”, kataku. katanya. “Boleh gak tau no HP nya. Supaya gampang kalo mau janjian”. Dia memberikan no HPnya dan masing2 kembali kerumah. Malam sudah agak larut ketika aku sms dia. Dia mengenakan sarung bali dan tanktop saja. Aku sudah menunggunya dipintu pagerku, menungguku dikegelapan karena lampu depan rumahnya sengaja tidak kunyalakan. “Masuk yuk”, kataku sambil mengunci pintu pager. Dia kugandeng masuk kerumahku. Makan malem yang kubelinya direstoran sudah kusiapkan di meja makan. Aku mengajaknya makan sambil ngobrol. Selesai makan dia membantunya mencuci peralatan makan, kemudian kami duduk disofa di depan TV. Aku duduk disebelahnya, langsung memeluk pundaknya. Sarung balinya agak terangkat sehingga pahanya yang putih terlihat dan langsung kucium bibirnya. Dia mendorongku, “eit sabar dulu dong..bapak udah napsu banget ya”. “Iya nih”, jawabku sambil kembali melumat bibirnya. Dia pun membalas dengan memainkan lidahnya, sesekali dia menghisap lidahku. Tanganku mulai memainkan toketnya, dan mulai menciumi lehernya. “shhh..uhfff..terus pak..enak banget”, desahnya. Sepertinya dia sudah pengalaman urusan begituan, padahal umurnya masih muda, paling ampir 20tahunan. Kumasukkan tanganku kedalam tank tonktopnya dan ternyata dia tidak pake bh..kuremas-remas kedua toketnya. Dia nampak sangat menikmatinya, tangannya mengelus-elus kepalaku dan mulutnya mengeluarkan desahan desahan kenikmatan. Kulepaskan tanktop serta sarung balinya dan kini dia telah bugil karena dia juga sudah tidak mngenakan cd. Dia pun juga melepaskan baju dan celana pendek serta cd ku. “Wow gede banget kon tol bapak, ga muat nih masuk no nok Ines”, katanya sambil mengelus-ngelus kon tolku. “Lebih gede mana kon tolku atau kon tol pacarmu?” tanyaku. “Ines gak punya pacar pak”, jawabnya. “Tapi sudah pernah ngerasain kon tolkan”, jawabku mendesaknya. “Iya sih pak. Ines berapa kali dien tot ama majikan sebelumnya. kon tol bapak jauh lebih gede, Ines takut ntar no nok Ines jadi longgar kalo sering kemasukan kon tol segede ini”, jawabnya, sementara itu tangannya masih mengelus-elus kon tolku. Dia pun tersenyum dan langsung melumat bibir ku, aku pun membalas dengan hangat dan kumainkan i tilnya dengan jari-jariku. “Shhh…uhffff.”, erangnya. Kini kujilat pentil toketnya. “Shhh…oh..ouchhh enak banget pak, terus pak, gak tahan nih”, kembali dia mendesah. Kini kepalaku turun kearah perutnya dan tangannya mendorong kepalaku supaya lebih turun ke bawah. Kuturunkan kepalaku arah no noknya, jembut nya lebat, kemudian ku mainkan i tilnya dengan lidahku. “Ouh…uhff…..enak banget pak, lidah bapak enak banget..terusin pak, puasin Ines malam ini ya pak”, suaranya mulai meracau. “Kok muasin kamu, kamu yang mestinya muasin aku”, kataku. “Sama2 muasin pak, aah”, desahnya lagi. “Lanjutin lagi pak, lidah bapak enak banget”. Aku pun melanjutan memainkan i tilnya dan jariku memainkan bibir no noknya. “uhfff..enak banget pak, Ines ngga tahan”, desahnya kembali. Rupanya napsunya besar banget sehingga sudah berkobar2 seperti ini. Akupun semakin liar memainkan lidah ku kadang kumasukkan kedalam no noknya. Dia pun kadang menjambak rambut ku menahan nikmat, tanpa ada rasa sungkan. “Pak Ines ga tahan nih, Ines mau nyampe, terus pak, ouhhh…..Ines nyampe pak….uhffffff”, jeritnya, cairan kenikmatan keluar dari no noknya dan aku terus menjilatnya sampai bersih. “Aduh pak, bapak hebat banget. Belum dien tot Ines udah nyampe”. Aku pun maju kedepan sehingga kon tolku kini berada didepan bibirnya. Kutarik kepalanya sehingga kon tolku kini menempel dibibirnya. Dia membuka mulutnya dan kudorong kon tolku pelan pelan sehingga kon tolku masuk setengah. Dia pun mengulumnya, mulutnya memompa kon tolku. “Ouhhh nikmat banget Nes, terusin isep yang kuat kon tolku”, kini aku yang mendesah. Dia pun melepaskan kon tolku dan menyuruhku berbaring di sofa. “Bapak berbaring aja, biar Ines isep, kon tol bapak enak banget”, kini dia asik mengulum kon tolku dengan ganasnya dan tangannya memainkan biji pelirku. “Ouhh..Nes enak banget, terus, kocok terus kon tolku pake mulut kamu”, aku mendesah kembali saking nikmatnya. Dia melanjutkan mengulum kon tol ku. Kemudian aku menghentikan aktivitasnya, dia kubaringkan di sofa dan aku mulai menjilati i tilnya lagi. Dia kembali berteriak2 minta segera dien tot. Kugendong dia dan kubawa ke kamar. Di kamar kuletakkan dia dikasur dan aku menindihnya. Aku memainkan kon tol ku di bibir no noknya. “shhhh..ouhhh masukin pak, Ines ga tahan nih”, pintanya. Akupun memasukkan kon tolku pelan-pelan…agak susah karena kon tolku lumayan besar walaupun no noknya sudah sangat becek. “Dorong yang dalem pak, kon tol bapak enak banget, terus paak”, kembali dia mendesah. Bles…. kon tolku masuk semua kedalam no noknya. Aku pun mulai memompa kon tolku. “ouh..hhshhhh…uhfff..terus pak, en tot terus no nok Ines”., desahnya lagi. “Enak gak kon tolku, mana lebih enak kon tolku atau kon tolnya majikan kamu”, tanyaku. “kon tol bapak lebih enak, gede banget, terus pak, en tot terus, tusuk yang dalem no nok Ines”, jawabnya sambil bergerak tidak teratur menahan nikmat. “Terus pak, Ines aku mau nyampe nihh, en tot terus no nok Ines, terus…ouhhhh…Ines nyampe pak”, jeritnya sambil menggelepar. kon tol ku serasa dijepit dan kemudian terasa hangat karena cairan kenikmatannnya. Akupun terus memompa no noknya yang sudah sangat becek. Clep..clep terdengar bunyi dari no noknya yang terus ku pompa. “Nes no nok kamu enak banget, aku en tot terus ya…kon tolku rasanya ga mau lepas”, kataku. “en tot terus no nok Ines pak, enak banget, terus pak, kon tol bapak perkasa banget”, desahnya berulang2. Dia pun mengoyangkan pingulnya mengikuti irama kon tolku, tampaknya napsunya telah bangkit kembali.Kutekuk kakinya kedepan sehingga kon tolku lebih leluasa menerobos no noknya. “oh nikmat banget pak, kon tol bapak masuk dalam banget, terus pak, en tot yang kuat no nok Ines, nikmatin sepuas bapak ..ouhhhh…uhfff”, desahnya lagi. “Pak, Ines mau nyampe lagi nihh….terus pak, yang kenceng, kon tol bapak enak pak”. Akupun mempercepat goyangan ku dan sekali lagi tubuhnya kembali mengejang dan menumpahkan cairan kenikmatan. Kucabut kon tolku…dan kulihat no noknya nampak merah dan cairan kenikmatannya keluar mebasahi kasur. “Ines cape banget pak, ternyata bapak hebat muasin wanita.”, katanya lemes. Aku pun melumat bibirnya dengan nafsu. “Nes, isep kon tol ku lagi dong”, pintaku. Walaupun lemes, dia mulai mengulum kon tolku lagi.”Bapak kok kuat banget sihhh, mulai tadi belum keluar, no nok Ines aja udah tiga kali”, katanya sambil mengocok kon tolku, kemudian kembali diemutnya. Aku hanya tersenyum, “terus Nes, kuluman kamu enak banget, isep yang kuat kon tolku”. Dia pun dengan ganas mengulum kon tolku. Pak, en tot Ines lagi ya, sekarang ya, Ines ga tahan nihhh, kon tol bapak gede banget…no nok Ines udah gatel nih pengen rasain lagi kon tol bapak”, pintanya. Luar biasa napsunya, katanya udah lemes tapi masih minta dien tot lagi. Aku pun menyuruhnya menungging ala dogy style, kudorong pelan-pelan kon tolku sampai amblas kedalam. “ouh…nikmat banget kon tol bapak, terus pak, goyang”, pintanya. Ku pompa terus no nok nya. Kembali dia mendesah2, “Pak, enak banget, shhhh..uhff….en tot terus pak, en tot Ines terus pak, Ines suka dien tot ama bapak”. Dia mulai meracau tidak karuan. Aku hanya diam karena sedang berkonsentrasi mengkon toli no noknya. “Pak, Ines mau keluar nih, terus pak, en tot terus….ouh.”. Cret..cret..cret..terasa kon tolku disiram oleh cairan cintanya. Aku pun terus memompanya karena aku belum apa-apa. “Enak Nes kon tol ku”, tanyaku.Enak banget pak, en tot terus no nok Ines, terus pak”, jawabnya sambil memutar-mutar pingulnya sehingga kon tolku serasa terpilin-pilin. “Terus Nes..aku mau ngecret nih…enak banget”, giliranku yang mendesah. “Iya pak, Ines juga mau keluar lagi, en tot yang kenceng no nok Ines pak”, jawabnya mendesah juga. “Ngecretin dimana Nes”, tanyaku. “Ngecretin didalam aja pak, no nok Ines pengen ngerasin peju bapak”, jawabnya. Aku pun menggenjot dengan cepat no noknya. “Ines keluar nih pak…ouh…aahhhh”, dan akhirnya aku juga, “Aku juga Nes…..ouhhhhh”. Cret..cret..cret aku pun menumpahkan pejuku didalam no noknya sambil kupompa pelan-pelan. Pejuku sebagian keluar lewat bibir no noknya. “Enak banget di en tot sama bapak…uhfff…Ines cape banget”, katanya kembali lemes. Aku pun mencabut kon tolku, Ines pun tersenyum manis dan dengan lahap mengulum kon tol ku yang masih lemas, dia memasukkan semua kon tolku sampai kemulutnya dan menghisapnya. Kurasakan lidahnya bermain diujung kon tolku. “ohhh nikmat banget Nes…terus, kon tolku mulai bangun nih”. kon tol ku pun mulai tegang kembali, ines mengulumnya dengan lembut seperti sedang menikmati lolypop. “Cepet juga nih ngacengnya”, katanya. “Isep terus ya..isepan kamu enak banget”, jawabku terengah. Ines pun meghisap kon tolku sambil lidahnya menggelitik ujungnya. Hampir sepuluh menit dia menghisap kon tolku, “masukin lagi ya pak, ines udah ga tahan nih liat kon tol bapak”. Ines pun jongkok diatas kon tol ku dan mengarahkan kon tol ku keno noknya. Pelan -pelan tapi pasti dia menurunkun pantatnya.kulihat rona mukanya yang memerah menahan nikmat yang diberikan oleh kon tol ku. “ouh…kon tol bapak kok bisa gede banget sih, kayanya sampe ke rahim ines deh”. Ines pun mulai menggoyang pinggulnya seperti inul sedang goyang ngebor. “ouhh Nes, enak banget, terus”, kon tol ku serasa di pijat dari segala arah sementara tangan ku meremas toketnya dengan kuat menahan rasa nikmat. “oh pak..kon tol bapak enak banget …remas yang kuat toket ines”. Aku pun meremas toketnya dengan kuat dan menggoyang pinggulku… “Nikmat banget pak. Ines mau nyampe nih….terus”, dia pun meremas tanganku yang berada ditoketnya,sepertinya dia sedang menahan sesuatu yang sangat nikmat dan kepalanya menengadah keatas. “ouhhhh….Ines keluar lagi pak, nikmat banget…..uhffff”. Cairan cintanya pun mengalir dikon tolku dan membasahi jembut ku. Dia pun menunduk mencium bibir ku sementara kon tolku masih berada dino noknya. “Pak, nikmat banget deh, Ines capek banget nih”. Aku pun tidak memperdulikannya kubaringkan dia dan ku pompa kembali no noknya. “ouhhh, terus pak”. Aku pun memompa semakin liar. “no nok kamu enak banget Nes ….terus Nes …goyang terus pinggul kamu, aku mau ngecret nih”. Ines pun menggoyang pinggulnya. “Terus Nes, aah”, akhirnya pejuku pun menyembur kembali didalem no noknya. “Pak, nikmat banget deh”, katanya terengah. Ines berbaring mengangkang, pejunya basah karena lelehan cairan no noknya dan pejuku yang keluar ketika kon tol kucabut. aku menelungkup diselangkangannya dan mulai menjilati no noknya yang sudah sangat becek, terasa asin namun nikmat. “Pak, masih pengen ya, bapak kuat banget sih napsunya. balikin badan bapak biar Ines isep kon tol bapak. soalnya ines tambah napsu kalo isep kon tol bapak”. Aku pun berbalik, kini kami bergaya 69 menyamping, kepala ku dijepit oleh pahanya lidahku terus memainkan lubang no noknya dan kadang kutusuk masuk keno noknya. Semantara jari ku kutusuk masuk kedalam lubang pantatnya. “Enak pak, kocokin pantat Ines pak, terus pak, enak banget. Ines belum pernah dicolok lubang pantatnya. Ternyata nikmat juga ya”. Kini pinggulnya mulai bergoyang menekan mulutku, semantara kon tolku terus dihisap dengan kuat sehingga kini kon tolku telah ngaceng kembali. “Terus pak hisap yang kuat lubang no nok Ines….ohhh, Ines mau nyampe lagi pak …ouhhhhh…achhh”. Cret..crett…terasa cairan asin membasahi lidahku, aku pun menjilatnya sampai habis. “udah Nes..kamu puas kan”, aku pun memeluknya. “puas banget pak, kon tol bapak enak banget, pengen rasanya isep kon tol bapak terus. Pak, kon tol bapak masih ngaceng tuh, gara-gara Ines isep tadi ya”. “Biarin aja aku udah cape banget nih ntar lemes sendiri kok”. Kulihat jam telah pukul 2 pagi dan aku sangat ngantuk namun nampaknya ines tidak mau menyia-nyiakan kon tol ku yang lagi ngaceng. “Bapak tiduran aja ya,,biar kon tolnya Ines isep ampe ngecret….kasian udah terlanjur ngaceng nih”. Ternyata Ines punya nafsu yang tinggi, dia pun mengulum kon tolku dengan lahapnya sementara aku hanya berbaring menikmatinya. “shhh…uhfff terus Nes”. Sekitar setengah jam dia mehisap akhirnya aku mau ngecret. “isep terus Nes, aku mau ngecret nih”. Dia pun mengulum kon tolku dengan cepat dan cret..cret…pejuku kembali keluar di mulutnya dan nampaknya hanya sedikit. dia pun asik menjilati nya sampai bersih dan badanku pun terasa lemas sekali. Kulihat Ines terus menjilat kon tolku dan aku pun memejamkan mata karena mengantuk dan akhirnya tertidur.. Ines pun tertidur disamping kon tolku. Kira-kira pukul 8 aku terbangun. Aku keluar kamar, kulihat Ines sedang menyiapkan sarapan, rambutnya basah habis keramas. dia hanya memakai sarung bali yang dililitkan sampai didadanya. “udah bagun pak, mandi gih sana trus makan nih, pasti bapak laper banget kan”. “Oke deh”, jawabku. Aku masuk kamar mandi, pintunya tidak kututup. kulihat ines memandangku terus penuh nafsu. Ines terus memandangiku dan kini tangannya meremas toketnya sendiri. akupun memanggilnya, dia langsung masuk ke kamar mandi dan melepaskan sarung balinya. “Pak, Ines pengen dien tot lagi. no nok Ines gatel nih liat kontol bapak”. “Nes…ga ada cape nya”. “abis bapak sih, mandi kaga tutup pintu, ya Ines napsu deh ngeliat kon tol bapak”. Dia pun jongkok mulai menghisap kon tolku yang masih lemas. Tidak berapa lama kemudian kon tol ku kembali berdiri tegak. Kusuruh dia nungging dan tangan nya berpegang ke bak mandi. Kumasukkan kon tolku kedalam no noknya yang sudah basah, dan kuenjot dengan penuh napsu. “pelan-pelan aja pak, kan kita masih punya banyak waktu. Hari ini kantornya tutup kok, jadi Ines gak usah siap2″. Aku tidak peduli dengan ucapannya dan terus menggoyang pinggulku semakin ganas. “nikmatttt pak….terus…en tot terusss”. Aku memompa no noknya dan tanganku meremas-remas toketnya yang bergelantungan. “nikmat banget pak, terus….kontol bapak gede banget”. Dia terus meracau dan tidak lama kemudian kurasakan tubuhnya mengejang. “ouhhh Ines nyampe pak, enak banget deh kon tol bapak”. Aku pun mencabut kon tol ku dari no noknya. “Ines isep lagi ya pak, sampe ngecret”. “Ngga ah , aku mau en tot kamu aja ampe ngecret .sekarang kamu baring di ranjang ya”. Dia kuseret keluar dari kamar mandi dan kudorong ke ranjang sampe telentang. kubuka lebar lebar pahanya sehingga terlihat jelas no noknya yang merekah. Ku tancapkan kon tolku perlahan lahan dan beberapa saat kemudian kon tolku sudah keluar masuk di no noknya. “ouchhh nikmat banget pak, en tot terus pak, siram no nok Ines dengan peju bapak”. Nampaknya gejolak napsunya sudah memuncak sehingga dia meracau tidak karuan. kepalanya menggeleng kekiri dan kekanan sehinga terlihat sangat seksi. Aku pun memompa semakin cepat. “en tot Ines terus pak, tusuk terus no nok Ines. Ines mau nyampe lagi…terus pak….ouchhh..ahh…Ines dah nyampe pak”. Cairan cinta pun keluar dari no noknya sementara itu aku juga udah mau ngecret. Kuenjotkan kon tolku dengan cepat dan keras sehingga Crot…crott…crot…pejuku mucrat kemabli didalam no noknya. Setelah reda gelombang kenikmatan yang menerpa, aku berdiri. dia kutarik juga dan kami pun mandi bersama-sama